EKOLOGI HEWAN
>> Friday 17 April 2009
EKOLOGI HEWAN
Judul :Mekanisme Pertahanan Teritori Hewan Betina, Energi yang Dikeluarkan Hewan Jantan Untuk Mempertahankan Teritori, karakter interspesifik dan intra spesifik, dan juga perbedaan Mulerian dan Batesian Coloration
Nama : Hasnawiyah Qudsi
Nim : J1C106022
Dosen Mata Kuliah : Drs. Krisdianto, M.Sc
Mekanisme yang dilakukan hewan betina untuk mempertahankan teritorinya
1. Vokalisasi
Contoh: siamang kerdil betina sering melantunkan suara merdunya untuk menarik hewan jantan, mempertahankan wilayahnya, dan juga dalam kompetisi memperoleh pakan.
1. Dengan melakukan perkawinan dengan hewan jantan
Hewan betina cenderung lemah sehingga dalam mempertahankan teritorinya ia akan berpikir untuk mengawini hewan jantan yang muda dan fit.
Contoh : kucing
2. Dengan bereproduksi
Banyak hewan betina demi mempertahankan teritorinya, dia selalu berperoduksi, dengan begitu dia dapat memperalat hewan jantan untuk mencari pakan.
Contoh: ratu rayap terus bereproduksi menghasilkan telur setiap harinya.
1. Perilaku affiliative
Perilaku yang akan dilakukan suatu hewan betina dengan jalan mempererat ikatan sosial dengan kelompoknya, sehingga hewan dari kelompoknya tidak menggangu, dan jika ada hewan lain yang akan mengganggu maka dia akan meminta bantuan kepada kelompoknya. Contoh : singa.
2. Perilaku aggressive
Perilaku aggressive adalah suatu perilaku yang bersifat mengancam atau menyerang, suatu hewan betina jika sudah terdesak bisa mengancam atau menyerang.
3. Perilaku maternal / mothering
Jika ada yang mengganggu anaknya, maka hewan betina akan berpikir bahwa hewan tersebut telah mengganggu teritorinya dan dia akan melindungi anaknya dengan sangat protektif.
Energi yang besar yang harus dikeluarkan oleh hewan jantan sebagai penentu suatu teritori yang berkualitas
Jika suatu hewan, umumnya hewan jantan, sudah merasa nyaman dengan territory yang dimilikinya, maka selanjutnya ia akan menjadikan itu sebagai home rangenya, apalagi jika kualitas teritorinya besar (akses hidup mudah dijangkau di dalam teritori, mencakup kemudahan mencari pakan dan ruang yang luas). Karena tingginya kualitas yang dimiliki maka banyak hewan lain yang mulai mengincar dan ingin menjadikan kawasan home rangenya. Untuk itu hewan jantan yang merasa dia memiliki territory tersebut akan mempertahankannya dengan kemampuan yang optimal dan energi yang besar. Teknik pertahanan diri yang dilakukan hewan jantan pun bermacam-macam, dengan persaingan, kompetisi, berkelahi, mencakar, mengeluarkan kandungan kimia beracun dari dalam tubuh dan berbagai macam cara lainnya yang bisa dilakukan. Seperti pepatah mengatakan “hasil yang bagus memerlukan pengorbanan besar”.
Proses berlangsungnya kemampuan dalam mengubah warna (biocoloration) sesuai dengan karakter interspesific dan intra specific
Karakter interspesifik adalah suatu karakter yang segala sesuatunya berkaitan dengan keadaan di luar lingkungan suatu spesies, kaitan antara spesies yang berbeda, artinya adalah karakter ini dikeluarkan oleh suatu hewan ketika hewan tersebut ingin menghindari musuhnya. Contohnya saja seperti perilaku Penyamaran yang merupakan kombinasi dari morfologi yang dimilikinya, seperti warna, struktur dan perilaku untuk menyamar menjadi daun, ranting, kayu, organisme atau bentuk-bentuk lainnya, sehingga musuh alaminya tidak mengetahui keberadaannya dengan mengandalkan lingkungan sekitarnya. Contohnya seperti : bunglon, jika dia berada di daun dia akan berubah hijau, jika berada di tanah dia akan berwarna coklat.
Sedangkan untuk karakter intraspesifik, adalah suatu karakter yang ada di diri hewan tersebut yang khusus digunakan oleh individu dalam satu jenis, dengan kata lain karakter intraspesifik dilakukan suatu hewan untuk menarik lawan jenisnya, contohnya saja seperti : perilaku mimikri agresif, Kunang-kunang jantan dan betina saling tertarik dengan cahaya kelap-kelipnya, pola kelap-kelip ini berbeda untuk setiap spesies. Tetapi ada suatu spesies kunang-kunang betina yang dapat meniru kelap-kelip spesies yang lain, bila jantan spesies yang lain itu datang akan dimakan.
Perbedaan, tujuan, manfaat, dan contoh hewan dari fenomena mulerian dan batesian coloration
Mulerian coloration dan juga batesian coloration adalah suatu fenomena mimikri, yaitu suatu bentuk pertahanan yang biasanya dilakukan oleh suatu hewan dengan mengubah bentuk dan warna dirinya yang ingin dijauhi maupun yang ingin dihindari, sehingga organisme lain (predatornya) tidak memakannya.
Mulerian dan juga batesian berbeda, karena mimikri mulerian adalah mimikri yang dilakukan oleh suatu hewan yang dapat dimakan, sehingga supaya dirinya tidak dimakan maka dia akan menyerupai hewan yang tidak enak dimakan, contohnya seperti: kupu-kupu pangeran tidak mengandung racun dalam tubuhnya dan enak dimakan seperti roti bakar, sangat mirip dengan kupu-kupu raja yang mempunyai racun dalam tubuhnya. Tujuan dari mimikri mulerian ini adalah untuk menghindari pemangsa dengan manfaat sebagai mekanisme pertahanan diri.
Sedangkan batesian adalah suatu mimikri yang dikeluarkan oleh suatu hewan yang tidak berbahaya untuk menyerupai hewan yang berbahaya, contohnya seperti ular AS yang memiliki sifat tidak berbahaya, dia akan menyerupai warna ular tanah yang berbisa. Tujuan dari mimikri batesian ini adalah untuk menghindari pemangsa, dimana manfaatnya adalah sebagai pertahanan diri.
REFERENSI:
Sudarjanto. 2009. Kami Perlu Hutan
http://sudarjanto.multiply.com/journal
Diakses Tanggal 16 April 2009
Anonim1. 2008. Koloni Rayap dan Sistem Pertahanan Kimiawi
http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=158943
Diakses Tanggal 16 April 2009
Anonim2. 2009. Perilaku Makan dan Minum
http://dares-perilakuhewan.blog.com/1281456/.
Diakses Tanggal 16 April 2009
0 comments:
Post a Comment